Kobra Hitam Kalimantan

Kobra Hitam Kalimantan

Banjarmasin, KP – Tim Animal Rescue di BPBD Kota Banjarmasin kembali berhasil mengevakuasi dua ular di dua tempat berbeda dalam sehari, Senin (25/10) pagi

Syukurnya, kedua ular yang dievakuasi kali ini bukanlah jenis ular berbisa. Ular yang pertama kali dievakuasi, berjenis ular tikus. Namanya Ptyas Korros atau ular Koros.

Ular ini ditemukan sedang melingkar di bawah meja ruang tamu, di salah satu rumah warga. Di Jalan Pembangunan II, Kelurahan Teluk Dalam.

Ular ini sempat menghebohkan pemilik rumah lantaran warna dan bentuk tubuhnya hampir mirip dengan ular king kobra.

Anggota Tim Animal Rescue Banjarmasin, Hanafi menjelaskan, saat hendak mengevakuasi, pihaknya mengira itu adalah ular King Kobra.

“Soalnya, ketika kami sampai ke lokasi, yang kami lihat pertama kali ekornya. Mirip sekali dengan ekor King Kobra,” jelasnya, kemarin (25/10) siang.

“Setalah kami cek lagi, diamati betul-betul, syukurlah bukan King Kobra, makanya kasmi sebut sebagai Kobra KW (tiruan). Evakuasi pun berjalan dengan nyaman,” tambahnya.

Ketika ular hasil evakuasi Hanafi dan rekan-rekan itu dikeluarkan dari boks. Ular itu memang mirip dengan King Kobra.

Tubuhnya lumayan besar. Warnanya kuning kehijau-hijauan, panjangnya lebih dari dua meter. Tampak ada bekas luka di salah satu bagian tubuhnya.

“Mungkin gara-gara berkelahi dengan ular atau binatang lain. Ular tergolong jinak, biasa hidup di atas pohon. Makanannya bisa kodok dan tikus. Tidak berbisa,” tambah Hanafi.

Bila ular pertama yang dievakuasi masih dalam keadaan hidup, berbeda dengan ular kedua berjenis Ular Layang atau Ular Terbang (Flying Snake).

Ular itu, juga ditemukan di ruang tamu. Di kediaman salah seorang warga di kawasan Lingkar Basirih.

Sebelum berhasil dievakuasi, ular bercorak merah hijau, dan bertubuh mungil itu justru keburu tewas. Bukan karena dipukul oleh warga. Tapi, lantaran tubuhnya terjepit kaki bagian bawah kipas angin.

“Menurut penuturan si pemilik rumah, ular ini langsung kabur ketika melihat manusia. Kebetulan, kaburnya ke kaki bagian bawah kipas angin. Terjepit di situ,” ucap anggota Animal Rescue lainnya, Sani.

“Ketika kami datang, si ular sudah mati lemas. Mungkin karena kehabisan tenaga,” jelasnya, seraya memperlihatkan bangkai ular itu.

Kembali ke Hanafi. Ia menjelaskan bahwa ular yang masih hidup dan berhasil dievakuasi, akan dipelihara sementara waktu di BPBD Kota Banjarmasin. Termasuk, mengobati luka di tubuh ular.

“Bila kondisinya dirasa sudah memungkinkan untuk dilepasliarkan, baru kami lepas. Biasanya, kami lepas di Taman Hutan Raya Mandiangin,” ungkapnya.

“Jenis ularnya belum masuk yang dilindungi. Jadi, aman untuk dilepasliarkan,” tambahnya.

“Untuk bulan Oktober ini, sudah ada puluhan ular yang berhasil kami evakuasi. Sepuluh ular di antaranya, itu ular kobra,” tutupnya. (Zak/KPO-1)

SRIPOKU.COM - Berikut pengakuan Betrand Peto anak Ruben Onsu dan Sarwendah terkait teror ular kobra berwarna hitam pekat kembali menimpa keluarga mereka.

Belum usai sakit parah yang diderita Ruben Onsu dan Sarwendah sembuh, kini rumah kedua orang tua Betrand Peto itu kembali diteror ular kobra berwarna hitam pekat.

Teror ular kobra ini dialami langsung oleh Betrand Peto anak Ruben Onsu saat adiknya sedang latihan balet.

Baca juga: Minta Penyakit Ruben Onsu dan Sarwendah Dibagi, Tangis Betrand Peto Pecah: Tuhan, Aku Mau Ikut!

Diketahui teror ular kobra berwarna hitam pekat ini memang sudah biasa menimpa keluarga Ruben Onsu.

Namun teror tersebut dialami keluarga Ruben Onsu saat berada di rumah mereka yang lama.

Kini usai pindah rumah ternyata teror tersebut tetap berlanjut.

Teror ular kobra berwarna hitam pekat ini menimpa langsung pada anak-anak Ruben Onsu.

Saat ular kobra itu mendekati anak Ruben Onsu, Betrand Peto yang melihat hal tersebut langsung melakukan sesuatu.

Hal ini terungkap kala Sarwendah dan Betrand Peto menceritakannya pada Irfan Hakim dan Raffi Ahmad.

Sarwendah mengatakan bahwa ular kobra yang baru-baru ini masuk rumahnya berukuran kecil.

"Kalo yang sekarang ada, waktu itu pernah tapi dia rada kecil," ujar Sarwendah dikutip dari kanal YouTube TRANS7 Official, Selasa (9/8/2022).

Kemudian Betrand Peto pun menceritakan kronologi terjadinya teror ular kobra tersebut.

"Jadi cici lagi latihan balet, terus ularnya langsung muncul kan, akhirnya aku injek, aku tangkap, aku masukkin botol," ujar Betrand Peto yang membuat Irfan Hakim dan Raffi Ahmad kaget.

Baca juga: Sisa Umur Diungkap Peramal, Omongan Ruben Onsu Ngelantur Bawa Nama Olga Syahputra: Jemput Saya

"Ular kobra juga?," tanya Raffi Ahmad.

Famz News – Cobra Jawa (Naja sputatrix) merupakan salah satu ular berbisa tinggi dari keluarga elapid. Ular endemik Pulau Jawa dan Nusa Tenggara ini diperkirakan dapat hidup 20 tahun. Kobra jawa termasuk terestrial atau hidup di atas tanah dan bersifat nokturnal alias aktif mencari mangsa di malam hari.

Kobra jawa sangat mematikan. Jika terancam, ular ini bisa menyemburkan racun ke arah pengganggunya sejauh 1 meter dan mampu membunuh mangsa dalam 10-15 menit.

Melansir dari The Guide Snake, Selasa (15/11/2023), kobra jawa pertama kali dideskripsikan oleh ahli herpetologi Jerman, Friedrich Boie pada 1972. Nama genus ‘naja’ berasal dari bahasa Sansekerta Latin nāgá yang berarti “ular”. Sedangkan nama spesies ‘sputatrix’ berasal dari bahasa Latin sputator, yang berarti “meludah”.

Kobra Jawa berwarna hitam dengan panjang rata-rata bisa mencapai 1-2 meter dan berat sekitar 1,8 kilogram. Ular ini memiliki kepala berbentuk oval dengan tulang rusuk leher panjang yang melebar membentuk tudung saat terancam. Matanya berukuran sedang dengan pupil bulat.

Kobra Jawa juga memiliki bentuk taring proteroglypha (bertaring depan) yang berukuran kecil dengan ujung yang pendek. Taring ini digunakan untuk menyuntikkan bisa ke dalam pembuluh darah lawannya.

Kobra Jawa merupakan spesies yang sangat defensif, sehingga mudah mengeluarkan racun ketika merasa terancam. Bahkan ular ini juga mampu menyemburkan racun sejauh 1 meter

Racun ular ini memiliki aktivitas antikoagulan vitro yang jauh lebih kuat dibandingkan ular kobra lainnya.

Racun tersebut memiliki nilai LD50 0,9 mg/kg, dengan komponen penting berupa enzim dan protein dengan berat molekul tinggi, enzim fosfolipase A2, kardiotoksin polipeptida, dan neurotoksin pascasinaps.

Makanan utama ular ini adalah mamalia kecil seperti tikus, tetapi ular ini juga mengkonsumsi katak, kadal, dan ular.

Menurut penelitian Herpetologi Shine Boeadi tahun 1898, 80 spesimen kobra Jawa dari Pulau Jawa dianomi dan diukur, sehingga menghasilkan temuan bahwa ular ini kebanyakan memangsa mamalia.

Warga Kabupaten Cianjur diteror dengan bermunculannya ular hitam di dalam rumah. Warga pun khawatir dengan banyak ditemukannya ular yang diduga kobra tersebut.

Intan Rose (24), warga Kelurahan Muka, mengatakan awalnya dia mengetahui adanya ular yang dari seorang warga yang melihat adanya ular kecil hendak masuk ke dalam rumahnya.

"Kebetulan saya sedang duduk di teras, ada warga yang liat ular mau masuk ke dalam rumah. Setelah dicek, benar saja ada ular hitam berukuran kecil, sekitar 30 centimeter," ujar dia, Minggu (12/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perempuan yang sempat viral lantaran memiliki wajah mirip Anya Geraldine ini kemudian meminta bantuan beberapa orang untuk menangkap ular tersebut.

Saat hendak ditangkap, lanjut dia, ular kecil itu sempat memekarkan lehernya.

"Ditangkap pakai sapu kemudian dibuang. Ketika mau ditangkap, sempat mekarkan lehernya, diduga itu anak ular kobra," ucapnya.

Di sisi lain, ular hitam juga muncul di rumah Aditya (30) warga Kampung Gombong Desa Limbangan Sari.

Menurutnya selama sepekan ini, sudah dua ekor ular hitam ditemukan di halaman rumahnya. Bahkan yang terakhir, ular tersebut ditemukan di bawah tangga.

"Sudah dua kali kejadian ada ular masuk, pertama Senin (5/12), dan kemarin (11/12). Kalau kemarin ditemukan di bawah tangga," kata dia.

Ia mengungkapkan jika tidak bisa memastikan dua ekor ular tersebut merupakan korban atau bukan, sebab saat ditangkap tidak memekarkan lehernya.

Namun dia mengaku khawatir dengan bermunculannya ular hitam tersebut, sebab kemungkinan merupakan ular berbisa.

"Khawatir, sudah dua kali kejadian ditemukan ular. Apalagi saya ada anak yang masih balita, takutnya ada lagi ular yang masuk rumah dan menggigit anak saya," ucapnya.